Minggu, 20 Desember 2015

SINOPSIS

"Gue teriak ni! minggir nggak!..
"Sok sok (logat sunda), teriak aja.. ngak bakal ada yang dengar. huahahha. :D
"Stop!! Idih.. belagaknya, jangan over acting deh, udah ah! Gue capek.
"Heleuh.. ya deng. Gue minggir, lagian..salah kamu juga pake bilang mau teriak segala,  eh.. mau kemana sih?
"Mau kemana pun gue pergi itu bukan urusan lu! awas!! (beranjak pergi)
"Tu cewek galak amet sih! tapi ngak apa-apa, yang penting usaha cuy"

Fiona, cewek yang satu ini menurut gue ngak pantes disebut dengan cewek. Pantesnya disebut cewek jadi-jadian. Baju T-shirt celana sobek, gaya apa coba. Selain itu, yang lebih membuat gue jadi sebel lagi, emak tu orang kurang kreatif! Kasih nama nyaris mirip dengan gue. PION. Dan yang lebih menyeramkan lagi tu orang juga di panggil PION. PENASARAN DENGAN LANJUTAN CERITA ? APAKAH FIONA TIDAK TERIMA EMAKNYA DIKATAKAN TIDAK KREATIF? SILAHKAN BELI DI TOKO BUKU TERDEKAT ANDA. PION VS FIONA. :)

Kamis, 18 Juni 2015

Stories

Lelaki ini, orang kedua yang kucintai setelah “ama”. Aku terus dibuatnya kembali untuk jatuh cinta. Sebenarnya, aku tak ingin menulis dengan mengandung kata hiperbola. Tapi ini adanya. Semuanya tentang kita cukup buat aku bahagia. Semoga kita ditakdirkan bersama♥.


Jumat, 20 Februari 2015

Attention Deficit/Hyperactive Disorder, Predominantly Innattentive Type


Attention Deficit/hyperactive Disorder, Predominantly Inattentive Type merupakan salah satu ciri utama anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Mereka lebih nampak sebagai anak hiperaktif. Kenyataannya, ADHD tidak selalu disertai dengan gangguan hiperaktif, meskipun banyak pula yang ditemukan hanya mengalami kemunduran dalam pemusatan perhatian. Gangguan ini adalah salah satu gangguan tipe ADHD yang membuat individu tersebut sulit dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik, tidak dapat melakukan perintah, tidak dapat mendengarkan percakapan dengan baik, mudah lupa, serta tidak dapat melakukan sesuatu secara rutin.
Lingkungan merupakan sumber yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang. Jika seseorang mengalami hambatan dalam penyesuaian sosial dan lingkungan, maka orang tersebut akan mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Namun kompleksnya, ADD (Attention Deficit Disorder) ini tidak hanya mengakibatkan hambatan dalam belajar, tetapi juga dalam kehidupan lainnya yang lebih luas. Meskipun demikian, tidak berarti anak tersebut tidak mempunyai potensi yang bisa dikembangkan. Mengingat bahwa hampir semua anak ADHD tergolong memiliki kemampuan rata-rata, bahkan ada yang diatas rata-rata. Kegagalan dalam belajar yang dialaminya lebih disebabkan karena terlambatnya penanganan dan tidak akuratnya pengelolaan penanganan yang dilakukan.  Karena kemampuan dasar yang hampir sama dengan anak pada umumnya, tidak jarang anak ADD sulit dibedakan dengan anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik yang disertai dengan gangguan tingkah laku. Sehingga dampak dari hal tersebut menyebabkan anak dengan gangguan pemusatan perhatian tidak mampu berprestasi dalam banyak bidang pelajaran sekolah. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis yang cermat melalui asesmen yang holistik secara berkesinambungan dengan melibatkan orang tua dan guru.
Dalam sebuah literatur, ADHD pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh seorang dokter Inggris, Profesor George F. Still, di dalam penelitiannya terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu “ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian, gelisah, dan resah” memiliki kekurangan yang serius ‘dalam hal kemauan’ yang berasal dari bawaan biologis. Anggapannya, bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh sesuatu ‘di dalam diri anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.
ADHD dapat terjadi karena kerusakan pada sistem persarafan pusat di otak, khususnya pada kimiawi otak seperti Neurotransmiter.  Namun demikian penyebab ADHD telah banyak diteliti dan dipelajari tetapi belum ada satu pun penyebab pasti yang tampak berlaku bagi semua gangguan yang ada. Berbagai virus, zat-zat kimia berbahaya yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, faktor genetika, masalah selama kehamilan atau kelahiran, atau apa saja yang dapat menimbulkan kerusakan perkembangan otak, berperan penting sebagai faktor penyebab ADHD ini.

Gejala Utama Tipe Hiperaktif Inatensi (kurang pemusatan perhatian)
            Pada tipe hiperaktif inatensi muncul gejala adanya perilaku menyimpang dan tingkat perkembangan yang tidak tetap.
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian. Seperti,
1. Tidak suka memerhatikan lawan bicara
          2. Sering kehilangan barang-barang penting miliknya (seperti buku, pensil, dan alat                tulis lainnya) sewaktu berada di sekolah.
3. Tidak pernah teliti dan memelihara peralatan sekolah.
4. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
5. Mainan, dll sering tertinggal.
6. Sering membuat kesalahan.
7. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).

Sumber :

Aprian. ADHD. http://aprian.blogdetik.com/adhd/.(blogdetik). diakses 20 Februari 2015.
Astati, dkk. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jurusan Pendidikan Khusus: Bandung.
Delphie, Bandi. 2009. Layanan Perilaku Anak Hiperaktif. PT. Intan Sejati : Klaten.



Rabu, 07 Januari 2015

How to Make a Discus Modification for Special Childrens



Ingredients :
1. 2 Plastic plates
2. Glue
3. Sticker
4. Rags
5. Matches

Procedure :
1. First, provide tool and materials
2. Peel outskirts the plates
3. Put a rags in the plate
4. And lid the plate
5. Then, glue the outskirts of the plate
6. Use solasiban and sticker that are not easily separated
7. Repair the outskirts with matches
8. And then, a discus modification have finished.