Attention Deficit/hyperactive Disorder,
Predominantly Inattentive Type merupakan
salah satu ciri utama anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Mereka lebih nampak sebagai anak hiperaktif. Kenyataannya, ADHD tidak selalu
disertai dengan gangguan hiperaktif, meskipun banyak pula yang ditemukan hanya
mengalami kemunduran dalam pemusatan perhatian. Gangguan ini adalah salah satu gangguan
tipe ADHD yang membuat individu tersebut sulit dalam memusatkan perhatian
sehingga tidak dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik, tidak dapat melakukan
perintah, tidak dapat mendengarkan percakapan dengan baik, mudah lupa, serta
tidak dapat melakukan sesuatu secara rutin.
Lingkungan merupakan sumber yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan seseorang. Jika seseorang mengalami hambatan
dalam penyesuaian sosial dan lingkungan, maka orang tersebut akan mengalami
hambatan dalam kegiatan belajarnya. Namun kompleksnya, ADD (Attention
Deficit Disorder) ini tidak hanya mengakibatkan hambatan dalam belajar,
tetapi juga dalam kehidupan lainnya yang lebih luas. Meskipun demikian, tidak
berarti anak tersebut tidak mempunyai potensi yang bisa dikembangkan. Mengingat
bahwa hampir semua anak ADHD tergolong memiliki kemampuan rata-rata, bahkan ada
yang diatas rata-rata. Kegagalan dalam belajar yang dialaminya lebih disebabkan
karena terlambatnya penanganan dan tidak akuratnya pengelolaan penanganan yang
dilakukan. Karena kemampuan dasar yang
hampir sama dengan anak pada umumnya, tidak jarang anak ADD sulit dibedakan
dengan anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik yang disertai dengan gangguan
tingkah laku. Sehingga dampak dari hal tersebut menyebabkan anak dengan gangguan
pemusatan perhatian tidak mampu berprestasi dalam banyak bidang pelajaran
sekolah. Oleh karena
itu diperlukan suatu analisis yang cermat melalui asesmen yang holistik secara
berkesinambungan dengan melibatkan orang tua dan guru.
Dalam sebuah literatur, ADHD pertama kali
ditemukan pada tahun 1902 oleh seorang dokter Inggris, Profesor George F.
Still, di dalam penelitiannya terhadap sekelompok anak yang menunjukkan
suatu “ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian, gelisah, dan resah”
memiliki kekurangan yang serius ‘dalam hal kemauan’ yang berasal dari bawaan
biologis. Anggapannya, bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh sesuatu ‘di
dalam diri anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.
ADHD dapat terjadi karena kerusakan pada
sistem persarafan pusat di otak, khususnya pada kimiawi otak seperti Neurotransmiter.
Namun demikian penyebab ADHD telah
banyak diteliti dan dipelajari tetapi belum ada satu pun penyebab pasti yang
tampak berlaku bagi semua gangguan yang ada. Berbagai virus, zat-zat kimia
berbahaya yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, faktor genetika, masalah
selama kehamilan atau kelahiran, atau apa saja yang dapat menimbulkan kerusakan
perkembangan otak, berperan penting sebagai faktor penyebab ADHD ini.
Gejala Utama Tipe Hiperaktif Inatensi (kurang
pemusatan perhatian)
Pada tipe hiperaktif inatensi muncul gejala
adanya perilaku menyimpang dan tingkat perkembangan yang tidak tetap.
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan
perhatian. Seperti,
1. Tidak
suka memerhatikan lawan bicara
2. Sering kehilangan barang-barang
penting miliknya (seperti buku, pensil, dan alat tulis lainnya) sewaktu berada
di sekolah.
3. Tidak pernah teliti dan memelihara
peralatan sekolah.
4. Jarang
menyelesaikan perintah sampai tuntas.
5. Mainan,
dll sering tertinggal.
6. Sering
membuat kesalahan.
7. Mudah
beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).
Sumber :
Aprian. ADHD. http://aprian.blogdetik.com/adhd/.(blogdetik).
diakses 20 Februari 2015.
Astati, dkk. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus. Jurusan Pendidikan Khusus: Bandung.
Delphie, Bandi. 2009. Layanan Perilaku Anak Hiperaktif. PT.
Intan Sejati : Klaten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar