Tahukah kalian kota apa yang dijuluki dengan kota Juang ? Kalau
tahu pasti wawasan kalian luas. Hehe. Ya, kota Juang adalah julukan salah satu
kabupaten di Aceh, yaitu Bireun. Kabupaten ini termasuk salah satu kabupaten
yang bersejarah bagi bangsa, karena ternyata pernah ditetapkan sebagai ibukota
Republik Indonesia kedua saat Agresi Militer Belanda II. Nah, kali ini aku tidak
membahas tentang sejarahnya. Aku menulis pengalaman saat berkunjung ke kota
Juang. Waktu yang ditempuh jika berangkat dari lokasi tempat tinggal aku
(Kab.Pidie) ± 2 jam. Tujuan kami saat itu adalah kulinernya. Kabupaten Bireun
ini juga terkenal dengan kulinernya. Salah satunya yaitu sate “apaleh Geurugok”
yang menjadi incaran kami. Hehe. Konon katanya, kalau sudah coba sate apaleh
ini, sate lain sudah tidak terasa enak lagi dilidah. Wuiih. Apa benar begitu ?
Pagi Jam 10.20 aku dan kumed berangkat menggunakan motor. Perjalanan
menuju ke sana tidak menemukan kendala apapun, jalan bebas tanpa macet dan juga
bagus. Hamparan sawah yang dipenuhi padi belum siap panen mengiringi perjalanan
kami. Karena badan lumayan pegal, kami putuskan untuk berhenti di warkop
samping jalan. Mengisi tenaga dengan teh manis, dan beberapa kue penganjal
perut. Setelah istirahat, kami kembali melanjutkan perjalanan. Sebelumnya ini pertama kali kami pergi ke
Bireun, biasanya hanya lewat saja tidak
singgah. Bermodalkan google maps, semua
terasa lebih mudah.
Kumed fokus dengan jalan didepan, aku sibuk memperhatikan kanan
kiri jalan, membaca nama-nama daerah yang setiap kami lewati. Biar sate
apalehnya nggak kelewatan. Setelah sampai dipusat kotanya, kami berkeliling
sebentar lalu singgah ke suzuya mall bireun. Tidak lama setelah itu, kami
melanjutkan perjalanan.Pada akhirnya, kami sampai di tempat tujuan, welcome to
sate “apaleh geurugok”. Hahahah. Saatnya memanjakan lidah dan perut dengan sate
yang sesungguhnya. Konsep dari tempat kuliner ini, dia berada di warkop. Jadi sederatan
warkop itu semua menyuguhkan sate apaleh. Sepertinya kerja sama tempat. Sambil makan
sate, minumannya bisa pesan diwarkop. Jadi sama-sama menguntungkan. Kami masuk
lalu memesan sate. Kami disuguhkan dua piring nasi dengan satu nasi tambah, sepiring
sate dengan dua porsi yang berisi 15 tusuk. Kemudian diberi kuah berisi tulang
sop sapi, tidak lupa bumbu kacangnya. Sate ini terbuat dari daging sapi, tekstur
dagingnya besar (wah tidak pelit). Tidak lupa makannya pakai nasi. Tuang kuah
sopnya, cocol satenya dikuah kacang lalu. Bismillah..Hap.. kami menikmatinya. Hmm
endul, satenya terasa empuk saat dimakan, dan terasa ada manis-manisnya. Hehe. Menurut
kami, sate ini worth it buat dicoba. Kenyang, dan cukup untuk porsi
berdua. Oh iya, harganya Rp. 32.000 per porsi. Pokoknya kalian wajib coba. Karena
sepulang dari sini, aku berniat untuk mengajak keluarga juga.
Ada cerita lucu dari perjalanan ini, sangking semangat dan
kekenyangan makan sate apaleh, perutku meronta-ronta meminta menyembul, dan plek..
kancingnya lepas dong.hahaha. alhasil aku pulang dengan celana yang kedodoran
tertahan baju. Aduhh.. sate apaleh.hayo tanggung jawab. Karena keadaan begitu emergency
kami langsung memutuskan untuk kembali pulang. Diperjalanan, tepatnya di
kec. Peudada. Kami melihat ada manisan-manisan yang bergantung di pinggir jalan
untuk dijual. Rasa penasaran ini muncul dan aku langsung membelinya. Nama manisannya
adalah manisan sentul. kalau bahasa Indonesianya manisan buah kecapi. Bentuk buah
sebelum dijadikan manisan itu bulat berbulu, daging kulitnya tebal, dan
dalamnya mirip dengan buah manggis. Harga
yang dijajakn Rp. 5.000. bungkus kak! Lanjut perjalanan. Beberapa km dari buah
sentul. kami mampir ke jajanan keripik bireun. Bungkus lagi. Dan kami lanjutkan
kembali perjalanan tanpa membeli apapun lagi.. Alhamdulillah perut kenyang
pikiran senang. Perjalanan ini disponsori Kumed tersayang. Hahaha. Thankyou baby.
Next trip kemana kita ?