Hidup layaknya sederetan kata yang hanya menyisakan beberapa spasi
Terkadang kita butuh koma untuk mengistirahatkan perjalanan panjang kita
Seringkali muncul tanda tanya disaat kita kehilangan arah
Sesekali kita juga menghadirkan tanda seru ketika kenyataan tidak sesuai dengan yang kita harapkan
Sadarlah perjalanan hidup ini terkadang butuh peta dan catatan yang senantiasa memberi petunjuk dan evaluasi jalan kita
Yakinlah bahwa titik bukanlah akhir dari segalanya, karena masih ada banyak yang harus kita untai agar menjadi sebuah lembar kehidupan yang jauh lebih indah.
Selasa, 16 September 2014
Senin, 15 September 2014
Mission Failed, Try again
Fighting! Fighting! Fitghting!
Disemester tiga ini, mata kuliahnya banyak banget yang menantang,
mulai dari belajar bagaimana bisa mengassesmen anak, sampai memberikan
intervensi yang tepat untuk bisa membantu memberikan layanan pendidikan si
anak. Dan aku harus benar-benar ekstra mengeluarkan kemampuan yang ada, harus
banyak membaca dan pasang muka serius kalau belajar. Haha
Hari ini, aku, sita, putri, miftah, muna, rahmat, dan roviz pergi
mengidentifikasi Anak Berkebutuhan Khusus di TK disekitar gerlong. Karena kami
semua bukan asli orang Bandung, tentu kami kesulitan menemukannya. Memberanikan
diri bertanya kepada orang yang ada disekitar.
Sampai di TK yang pertama, guru memaparkan kalau disana tidak ada
anak berkebutuhan khusus.
“sebelumnya ada, tapi karena kami mengalami kesulitan untuk merawat,
kami menyarankan orangtuanya untuk membawa anak tersebut ke sekolah yang
didalamnya ada pendamping khusus” ujar salah satu guru.
Yah.. kasian”ujarku dalam hati
Kami melanjutkan perjalan ke TK selanjutnya. Di TK berikutnya juga
tidak bisa.
“terlalu penuh nak, maaf”
Baiklah, tunggu perjuangan kami selanjutnya . Mission failed
hahah
-___-“
Foto dulu, clek ! :p
Sita, Miftah, Muna, Putri, Nadhifah
Senin, 08 September 2014
Puisi
Tuhan maafkan aku,
Terimakasih atas segala yang tak terhingga ini
Cinta Engkau kepada hamba Mu lah yang tidak
bertepi
Aku hanya ingin cintaku ini sampai akhir
Berakhir bahagia dan tentu cinta yang halal dan
sederhana
Jika karena cinta ini aku terus menjauh dariMu,
ku mohon jangan biarkan, tapi sadarkan.
Dan aku bukan seperti aku adanya.
Tpi jujur aku membutuhkan cinta ini, semangat,
bahagia ada disini
Aku butuh cinta ini selain dari cinta Mu
Aku tak bisa hidup tanpa cinta dari Mu Rabb
Namun, aku takkan sanggup berdiri tanpa cintanya.
Senin, 18 Agustus 2014
Marriage ??
Marriage?? Kamis lalu, Rahmi sahabat semasa SMA ku sampai akhir massa mengajak ku untuk pergi ke Sigli,
karna ada acara antar dara baroe
(pengantin wanita dalam bahasa Aceh) di sana. Sebelumnya, aku pernah mengatakan
kepadanya, bahwa aku ingin sekali kesana, karna aku hanya ingin melihat-lihat
kota Sigli, sekedar ingin tahu saja kupikir.
Singkat cerita, aku sampai disana.
Setelah bersusah payah mendapatkan izin dari orangtua. Tentu saja ama (sebutan bapak dalam bahasa Gayo) keberatan.
Setelah dizinkan, kami pun berangkat setelah ashar. Aku Rahmi beserta keluarga
bersiap untuk berangkat.
Tiba disana sekitar pukul 7. Kulihat
kanan kiri melewati jendela mobil, sepi. Saat sampai di rumah, istirahat sejenak,
lalu ku luruskan kaki sambil memegang handphone, siap untuk mengabari orang
terdekat bahwa sudah sampai tujuan dengan selamat. Terpikir sejenak, seandainya
bisa berjumpa dengannya, pasti pengalaman ini jadi tambah menarik. Ah.. Tapi,
itu tidak mungkin.
Selepas shalat magrib, kami pergi
ke rumah saudara rahmi untuk takziah, lalu kembali pulang, dan prepare untuk tidur. Aku dan Rahmi berusaha
untuk memejamkan mata meskipun sulit, ada saja bahan yang ingin kami bicarakan.
Serasa ingin melampiskan rasa rindu yang telah menggunung ini. Dan kami pun
tertidur.
Esok hari, paginya kami bersiap
untuk pergi antar dara baroe. Jam menunjukkan
pukul 9. Sesampai disana, kami duduk lalu makan siang. Aku penasaran sama
pengantin barunya, aku pun berdiri didepan pintu, senyum mereka merekah, senyum
kebahagian. Turut bahagia ucapku dalam hati.
Terlintas sejenak dipikiran,
seandainya aku yang duduk disitu, apa yang akan terjadi hahaha. Bagiku
pernikahan itu mengerikan, selain itu juga merepotkan. Kalau ditanya kenapa,
tentu mereka sudah tau penyebabnya . Aku paling benci berdandan, rasanya
kepercayaan diriku sirna sudah. Berbeda dengan teman-temanku yang lain, kalau
ditanya komentar tentang pernikahan mereka semua menjawab akan mendesain hari
specialnya itu dengan meriah, lalu ia ingin tampil bak putri kahyangan.
Silahkan ujarku!
Kuku yang dihiasi inai, bulu mata
anti badai dipasang, sanggul penuh bunga tersasak, lalu apalagi, banyak hal
lain yang akan dipakai. Repot! Ini semua belum terbayang dalam pikiran ku. Mereka
semua mengaku bahwa itu adalah hal paling bahagia didunia. Aku mengerti, dan
sebenarnya aku ingin juga punya percaya diri sebagus itu, tapi ya apa boleh
buat, dan ku pikir aku akan memikirkannya lagi nanti. Perjalanan ini masih
terlalu jauh.
Sejujurnya, sebagai wanita tulen,
tentu saja aku ingin tampil berbeda, cantik, dan anggun dihari spesial itu. Apalagi
yang disamping ku orang yang aku cintai dan aku sayangi setia menemani. Dan aku
mau tampil beda! Janji :D hihi
Senin, 05 Mei 2014
Genap Setahun Sudah..
Tidak terasa, waktu kian berjalan begitu cepatnya. Hari
ini, genap sudah setahun aku kehilanganmu. Tak tau pasti apakah Allah akan
mempertemukan kita lagi. Menangis.. mungkin itu salah satu cara untuk meluapkan
rasa. Sering sekali dengan cara ini wanita dianggap lemah. Aku tak setuju
akan hal itu. Laki-laki juga pasti menangis jika ia kehilangan orang yang
dicintainya.
Buka
sedikit lembaran lama. Saat aku dan ia masih bersama di SMA. Pulang
sekolah bareng, makan di kantin walaupun beda kelas, iseng-isengan bareng, dan
yang paling aku ingat sampai sekarang ialah saat masak tahu cuka, ia
mengajariku, dan ini merupakan hal yang pertama dan terakhir aku
mencobanya. Kami lebih banyak menghabiskan waktu bersama saat dimasa-masa
ini, itu karena aku sudah tak lagi berada di kota yang sama. Aku pindah ke luar
kota untuk kuliah.
Aku
mengingat saat ia mengantarku ke Bandara. Tubuhnya kelihatan masih sangat
sehat, senyum manisnya manis terpancar dipikiranku. Kami berpelukan beberapa
kali, dan melambaikan tangan. aku dan ia jauh terpisah. Dan pada akhirnya
kesibukan dengan tugas kuliah masing-masing membuat kami tak sering berkomunikasi.
Tapi.
siapa yang menyangka, umur tak sampai beberapa tahun lagi, ia jatuh
sakit. Berjuang untuk melawan penyakitnya. aku sangat merindukannya. tapi Allah
merindukannya lebih dulu. Hati kita akan terus bersama. SAHABAT..
Rabu, 30 April 2014
PENDIDIKAN INKLUSIF SEBAGAI SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH RAMAH ANAK
Seiring
perkembangan zaman, pengetahuan manusia akan terus berkembang, pandangan pun
akan berubah. Ditinjau dari hak warga Negara Indonesia yang tercantum dalam UUD
1945 pasal 27 ayat 2, menyatakan bahwa: tiap-tiap warga Negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dan UU Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB IV pasal 5 ayat (1) dan (2), yaitu
(1) setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu, (2) warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Dengan ini,
berhasil membuka pemikiran tentang menyelamatkan kehidupan anak berkebutuhan
khusus.
Ganda
Sumekar (2009:3) berpendapat bahwa :
Anak
Berkebutuhan khusus (ABK) ialah anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan, atau ketunaan dalam segi fisik,
mental, emosi, dan sosial, atau gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa
sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus, yang disesuaikan
dengan penyimpangan, kelainan, atau ketunaan mereka.
Hal
ini menjelaskan bahwa ABK memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk
mengembangkan kemampuan dan potensi mereka. Sistem pendidikan di Indonesia
sekarang sedang dihangatkan dengan Pendidikan Inklusif. Pendidikan yang memahami
karakteristik setiap anak guna untuk memperbaiki mutu pendidikan.
Menurut
Sapon-Shevin dalam O’Neil (1994) “pendidikan Inklusif adalah suatu sistem
layanan pendidikan yang mengisyaratkan kepada anak yang berkebutuhan khusus
untuk belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman
yang seusianya.”
Dengan adanya pendidikan inklusif,
ABK dapat memperoleh akses dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara
bersama-sama dengan anak normal lainnya. Pendidikan ini memperhatikan
keberagaman, tidak adanya diskriminasi. Namun, perlu diketahui bahwa pendidikan
inklusif bukan berkonsep bahwa anak berkebutuhan khusus berada di tengah-tengah
anak normal, tetapi layanan pendidikan ini berorientasi dalam rangka memenuhi
kebutuhan setiap anak dengan keunikan atau keberagaman.
Keberhasilan pendidikan inklusif
tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik dari dukungan masyarakat, guru,
orang tua, pemerintah, dan lain sebagainya. Dalam pendidikan inklusif ini,
pengajaran akan disesuaikan dengan kurikulum kemampuan dan gaya belajar setiap
anak, sehingga membutuhkan guru khusus dalam membantu anak berkebutuhan khusus
di sekolah umum, seperti guru GPK (Guru Pendamping Khusus).
Menurut
Skjorten (dalam Pengantar Pendidikan Inklusif:2003), GPK berfungsi untuk
mendampingi guru kelas dalam menyiapkan kegiatan yang berkaitan dengan materi
belajar, mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam menyelesaikan tugasnya
dengan pemberian instruksi yang singkat dan jelas, memilih dan melibatkan teman
seumur untuk kegiatan sosialisasinya, menyusun kegiatan yang dapat dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas, mempersiapkan anak berkebutuhan khusus pada
kondisi rutinitas yang berubah positif, menekankan keberhasilan anak
berkebutuhan khusus dan pemberian reward yang
sesuai dengan pemberian konsekwensi terhadap perilaku yang tidak sesuai,
meminimalisasi kegagalan anak berkebutuhan khusus, memberikan pengajaran yang
menyenangkan kepada anak berkebutuhan khusus, menjalankan Program Pembelajaran
Individual (PPI).
Dengan
tatacara pelaksanaan sistem pendidikan inklusif yang baik, anak berkebutuhan
khusus akan mempunyai hak kesamaan dalam memperoleh pendidikan dengan anak
normal tanpa harus terdiskriminasi. Sehingga dapat membantu mewujudkan sekolah
ramah anak, dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Daftar Pustaka :
Lestari, Dewi. 2013. “Tugas dan
Peran Guru Pendamping (Shadow Teacher)”. Blogger.com (anakabk.wordpress.com/2013/03/20/tugas-dan-peran-guru-pendamping-shadow-teacher/).
Diakses 30 April 2014.
Sumekar,
Ganda. 2009. Anak Berkebutuhan Khusus. UNP
Press: Padang.
Syamsir,
2009. Pendidikan Kewarganegaraan.
AKBID Yayasan “Ranah Minang”: Padang.
Jumat, 11 April 2014
Thanks for "Beautiful Fireflies"
Satnite kembali hadir. Hari dimana para jomblo akan berdo'a agar hujan lebat segera turun. Bagiku ini hari yang sama saja dengan hari biasanya.
Tapi.. kali ini, aku punya cerita di malam satnite. aku jadi tak pernah kehabisan cerita saat aku mengenal dia, someone special serta mereka teman baru. bisa dikatakan merekalah yang membuatku akhir-akhir ini jadi semangat untuk menulis.
Malam ini udara sangat sejuk, sama seperti malam sebelumnya. aku dan dia berjalan melewati gang kecil, menelusuri setapak demi setapak berjalan menuju arah kampus.
Sepulang dari kampus, kami mencari kunang-kunang, aku menyukai serangga ini, walaupun aku pernah mendengar mitos penjelmaan lucifer yang ada di kunang-kunang. Tapi, ini hanya sekedar mitos, karena ternyata Lucifer ini bukanlah makhluk ataupun monster jahat, melainkan sebuah enzim yang disebut luciferase (berasal dari bahasa latin lux ferre), yang berarti pembawa cahaya. Serangga ini terlihat indah, gemerlip cahayanya membuatku jatuh hati. sedikit mengendap-endap disamping rerumputan. dan akhirnya.. taraaa..!! dia memberiku 5 ekor kunang-kunang, sangat indah. terimakasih :)
Pensil Milkita
Deadline
hari ini padat. Pagi hari aku bersiap menuju kampus untuk mengambil surat
observasi yang sebelumnya sudah diajukan. Tak mau mengundurkan waktu, aku
memutuskan untuk mengantar surat observasi hari ini juga.
Kali
ini aku pergi tak sendiri, bersama partner (Sita). Panggilan partner serasa
sudah melekat dilidah. Haha. Awalnya, sebutan ini muncul karena mata kuliah
Pengukuran Fisiologis, dosen menuntut memilih pasangan praktek untuk ujian
nantinya.
Berjalan
perlahan menuruni tangga, lalu mempercepat langkah menelusuri gang kecil. Matahari
terik siang ini. Alis
mengernyit bingung, kami tak tau alamat sekolah yang akan diobservasi. Di sepanjang
perjalanan, kami menanyakan alamat pada siapapun yang terlihat. Setelah menemukan
sekolah yang dituju, kami tampak lga, tapi tak sampai 5 menit, kembali tegang. Kepala
sekolah tak mengizinkan ada observasi lagi, alasannya jadwal terlalu padat, “maaf
ya nak.. coba cari sekolah lain dulu, sekolah ini sudah terlalu banyak jadwal
yang melakukan penelitian”.
Namun
ini tak membuat kami putus asa, meskipun sedikit merasa gondok. Masih ada
pilihan lain, SDN Sukasari dan SDN Harapan. Di SDN Sukasari alasannya sama
dengan SD yang pertama “terlalu banyak yang observasi, maaf nak” tak
terbayangkan ekspresi Sita saat itu, haha. “Don’t cry Sita “ujarku mengejek. Ehehe
Satu
SD masih tersisa, SDN Harapan. “ini benar-benar harapan kita Ta.. sesuai dengan
namanya SDN Harapan” Sita mengangguk, tanda setuju. Berbincang lama dengan
Kepala Sekolah, merasa keberatan sebenarnya, tapi.. Allah mendengar do’a kami
hari ini, kami dizinkan. GREAT !!
Malam
harinya Aku, Sita, Zakiah, Rahmad, dan Hariry menyiapkan buah tangan untuk
berkunjung ke TK Miftahul Manan esok hari. Simple, tapi.. bisalah, lagipula
kupikir ini lumayan menarik, manis dan cocok untuk diberikan anak usia 5
tahunan.
Semoga
kalian menyukainya J
Semangat !! :D
w/partner Sita
umm.. nyami, cantik kan ?
Kamis, 03 April 2014
AUTOBIOGRAFI
Nama
saya Nadhifah. Jenis kelamin perempuan. Saya dilahirkan di Banda Aceh 22 Oktober
1994. Anak kedua dari lima bersaudara, 1 kakak, 2 adik laki-laki, dan 1 adik perempuan.
Saya
hidup dikeluarga yang sederhana. Ayah bernama Al Munzir dan Ibu bernama Hamidah,
kedua orang tua berasal dari Takengon, Aceh Tengah. Meskipun orang tua berasal
dari Aceh Tengah, kami tinggal di Banda Aceh, tepatnya di Jalan Cut Bak Beum
Lr. Kedelai Ie Masen Ulee Kareng Banda Aceh. Kakak saya bernama Nadhrah, umur
kami beda 2 tahun, sekarang ia kuliah di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
adik laki-laki saya bernama Imtiaz dan Kaysuna. Imtiaz berumur 14 tahun, sedangkan Kaysuna berumur 10
tahun, dan seorang adik perempuan bernama Nasywa, berumur 4 tahun.
Hobi
saya banyak, diantaranya membaca, mendengarkan musik, olahraga, menulis. Dalam
membaca, saya sangat tertarik membaca buku yang membicarakan tentang
fenomena-fenomena alam, karena dengan banyak membaca itu saya akan banyak tau
tentang alam. Selain itu, buku yang mengkaji tentang Islam juga tak kalah
menarik.
Cita-cita
saya menjadi seorang guru, hal ini bisa dilihat saat berumur 5 tahun, saya selalu
berperan menjadi seorang guru dalam permainan anak-anak. Ekspresi mereka sangat
senang waktu itu.
Saya
mulai menempuh pendidikan di TK Raudhatul Atfal tahun 1999, tahun 2000
melanjutkan pendidikan di MIN Ulee
Kareng Banda Aceh, tahun 2006 di MTsN Model Banda Aceh, lalu tahun 2009 di SMA
Negeri 3 Banda Aceh. Pada masa SMP dan SMA, saya pernah
mendapatkan prestasi olimpiade non akademik dalam bidang olahraga, yaitu tenis
meja.
Tamat
dari SMA saya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di
Universitas Negeri Padang tahun 2012. Mengingat cita-cita di waktu kecil, orang
tua menyarankan untuk memilih jurusan yang menjurus ke guru. Saya memutuskan
untuk memilih jurusan Pendidikan Luar Biasa, karena orang tua saya mendalami
bidang yang sama. Selain itu, adanya rasa ketertarikan terhadap anak
berkebutuhan khusus, ditambah lagi keinginan untuk bisa mengembangkan keahlian
khusus dalam mendidik anak berkebutuhan khusus di Aceh.
Di Padang,
saya mempunyai banyak teman dari berbagai suku. Senang rasanya mengenal mereka.
Oleh karena itu, saya dapat memahami berbagai bahasa daerah. Masa-masa kuliah terus berlangsung, sudah merasa nyaman
di sana. Namun masuk semester ketiga, saya mendapat informasi tentang beasiswa
dari Pemerintah Aceh, khusus untuk jurusan yang sama, yaitu pendidikan luar
biasa di perguruan tinggi Universitas Pendidikan Indonesia. Saya sangat
tertarik mengikuti beasiswa ini, orang tua sangat mendukung, dan akhirnya mengikuti
tes. Sambil menunggu pengumuman, saya tetap melanjutkan perkuliahan di
Universitas Negeri Padang. Dua bulan kemudian pengumuman pun keluar, berkat
do’a dan usaha, saya diterima dalam program beasiswa tersebut. Dan pada akhirnya saya memutuskan untuk
kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia.
Minggu, 16 Maret 2014
The first Experience of Futsal
Ini
pertandingan futsal pertamaku, begitu juga dengan teman-temanku yang lain.
Futsal ini kan biasanya dimainkan oleh laki-laki. Sedikit iseng sih, eh taunya
ketagihan.
Aku
dipercayai menjadi kapten disini, tapi tak menjadi bintang yang dipercayai untuk
mempunyai peluang memasukkan bola ke jaring. Disini aku berperan sebagai
penyerang dan memberi umpan. Awalnya, kami hanya sekedar latihan biasa, seperti
tak ada niat untuk ikut mengikuti perlombaan. Dan ketika ada turnamen, aku
sedikit memberanikan diri untuk mendaftar, seperti timbul keinginan untuk mendapat
pengakuan bahwa tim kami ada.
Sore
kamis, kami latihan. Menjelang turnamen, latihan agak dipadatkan. Tim kami
terdiri dari 15 orang, saat turnamen
yang turun ada 10 orang, dengan susunan pemain pertama, Zakiah sebagai penjaga
gawang, aku dan Trya sebagai penyerang, Tia dan Miftah sebagai pertahanan. Tak
mau tahu bagaimana cara kami bermain saat itu, yang jelas bola itu sampai di
depan gawang, dan GOL.
Permainan
terus berlangsung, benar-benar melelahkan. Lari ke sana ke mari, setelah bola
tepat di depan kaki kemudian di tendang lagi, haha. Kalau dipikir, untuk apa
ditendang setelah capek mengejar ? tapi itulah bola, nasibnya untuk ditendang.
Pertandingan
pertama melawan angkatan 2011, tak ada yang menang, entah karena kami sama-sama
kuat, atau malah sebaliknya. Peraturannya menggunakan sistem liga, kalah dapat
poin 0, seri 1, dan kalau menang 3.
Pertandingan
kedua, tim kami melawan angkatan 2010, dan great !! kami menang 2-0, dengan
begitu poin kami menjadi 4. Hari sudah menjelang sore, pertandingan akan
dilanjutkan besok. Bergegas pulang, mandi, lalu shalat.
***
Pagi
hari, aku melangkahkan kaki ke lapangan futsal, sedikit mempercepat langkah.
Hari ini kami bertanding melawan angkatan 2013 reguler dan 2012. Lumayan
menegangkan, karena kedua angkatan ini bermain agak ganas, hehe. Dan alhasil
2013 reguler vs 2013 Aceh dapat score seri, sedangkan score melawan 2012
2-0.hadeh payah hehe.
Sampai
pada akhirnya, kamilah sang juara. Juara kedua . :P
Pembagian Piala Kemenangan
Tim Futsal Pkh Aceh, jepret dulu :D
Piala Kemenangan :)
Langganan:
Postingan (Atom)