Nama
saya Nadhifah. Jenis kelamin perempuan. Saya dilahirkan di Banda Aceh 22 Oktober
1994. Anak kedua dari lima bersaudara, 1 kakak, 2 adik laki-laki, dan 1 adik perempuan.
Saya
hidup dikeluarga yang sederhana. Ayah bernama Al Munzir dan Ibu bernama Hamidah,
kedua orang tua berasal dari Takengon, Aceh Tengah. Meskipun orang tua berasal
dari Aceh Tengah, kami tinggal di Banda Aceh, tepatnya di Jalan Cut Bak Beum
Lr. Kedelai Ie Masen Ulee Kareng Banda Aceh. Kakak saya bernama Nadhrah, umur
kami beda 2 tahun, sekarang ia kuliah di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
adik laki-laki saya bernama Imtiaz dan Kaysuna. Imtiaz berumur 14 tahun, sedangkan Kaysuna berumur 10
tahun, dan seorang adik perempuan bernama Nasywa, berumur 4 tahun.
Hobi
saya banyak, diantaranya membaca, mendengarkan musik, olahraga, menulis. Dalam
membaca, saya sangat tertarik membaca buku yang membicarakan tentang
fenomena-fenomena alam, karena dengan banyak membaca itu saya akan banyak tau
tentang alam. Selain itu, buku yang mengkaji tentang Islam juga tak kalah
menarik.
Cita-cita
saya menjadi seorang guru, hal ini bisa dilihat saat berumur 5 tahun, saya selalu
berperan menjadi seorang guru dalam permainan anak-anak. Ekspresi mereka sangat
senang waktu itu.
Saya
mulai menempuh pendidikan di TK Raudhatul Atfal tahun 1999, tahun 2000
melanjutkan pendidikan di MIN Ulee
Kareng Banda Aceh, tahun 2006 di MTsN Model Banda Aceh, lalu tahun 2009 di SMA
Negeri 3 Banda Aceh. Pada masa SMP dan SMA, saya pernah
mendapatkan prestasi olimpiade non akademik dalam bidang olahraga, yaitu tenis
meja.
Tamat
dari SMA saya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu di
Universitas Negeri Padang tahun 2012. Mengingat cita-cita di waktu kecil, orang
tua menyarankan untuk memilih jurusan yang menjurus ke guru. Saya memutuskan
untuk memilih jurusan Pendidikan Luar Biasa, karena orang tua saya mendalami
bidang yang sama. Selain itu, adanya rasa ketertarikan terhadap anak
berkebutuhan khusus, ditambah lagi keinginan untuk bisa mengembangkan keahlian
khusus dalam mendidik anak berkebutuhan khusus di Aceh.
Di Padang,
saya mempunyai banyak teman dari berbagai suku. Senang rasanya mengenal mereka.
Oleh karena itu, saya dapat memahami berbagai bahasa daerah. Masa-masa kuliah terus berlangsung, sudah merasa nyaman
di sana. Namun masuk semester ketiga, saya mendapat informasi tentang beasiswa
dari Pemerintah Aceh, khusus untuk jurusan yang sama, yaitu pendidikan luar
biasa di perguruan tinggi Universitas Pendidikan Indonesia. Saya sangat
tertarik mengikuti beasiswa ini, orang tua sangat mendukung, dan akhirnya mengikuti
tes. Sambil menunggu pengumuman, saya tetap melanjutkan perkuliahan di
Universitas Negeri Padang. Dua bulan kemudian pengumuman pun keluar, berkat
do’a dan usaha, saya diterima dalam program beasiswa tersebut. Dan pada akhirnya saya memutuskan untuk
kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar